Sumber :ILMU ALAM SEKITAR
Penulis : SUKIS WARIYONO
Listrik
 dalam era industri merupakan keperluan yang  sangat  vital.  Dengan  
adanya transformator, keperluan  listrik  pada  tegangan  yang  sesuai  
dapat terpenuhi. Dahulu untuk membawa  listrik diperlukan kuda.  Kuda   
(pada   gambar)   sedang  membawa pembangkit  listrik  untuk  
penerangan  lapangan  ski. Seandainya  transformator  belum  ditemukan, 
 berapa ekor  kuda  yang diperlukan untuk penerangan  sebuah kota? 
Fenomena pemindahan listrik akan kamu pelajari pada  bab  ini.  Pada  
bab  ini  kamu  akan  mempelajari pemanfaatan kemagnetan dalam produk  teknologi.
  Pretest  
1.  Bagaimanakah cara membuat elektromagnetik?
2.  Apakah kegunaan galvanometer?
3.  Berilah contoh alat yang dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik !
  Kata-Kata Kunci  
–  arus induksi 
–   generator 
–  dinamo 
–  GGL  induksi 
–  efisiensi transformator 
–  transformator 
–  fluks magnetik 
–  transmisi daya listrik
Adakah  pusat  
pembangkit  listrik  di  dekat  rumahmu?  Pembangkit  listrik  biasanya 
 terletak  jauh  dari  permukiman  penduduk. Untuk  membawa  energi  
listrik,  atau  lebih  dikenal  transmisi  daya listrik, diperlukan 
kabel yang sangat panjang. Kabel yang demikian dapat menurunkan 
tegangan. Karena itu diperlukan alat yang dapat menaikkan  kembali  
tegangan  sesuai  keperluan.  Pernahkah   kamu melihat tabung berwarna 
biru yang dipasang pada tiang listrik? Alat tersebut adalah 
transformator yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan  tegangan. 
Bagaimanakah  cara menaikkan  dan menurunkan  tegangan  listrik?  Untuk 
 memahami  hal  ini  pelajari  uraian berikut.
A. GGL INDUKSI 
Pada bab sebelumnya, kamu sudah mengetahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan. Menurutmu, dapatkah kemagnetan menimbulkan kelistrikan? Kemagnetan
 dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat 
dibolak-balik. Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa  di  sekitar  
kawat  berarus  listrik  terdapat  medan  magnet (artinya listrik 
menimbulkan magnet), para ilmuwan mulai berpikir keterkaitan antara 
kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael Faraday  membuktikan   
bahwa   perubahan  medan  magnet   dapat menimbulkan  arus  listrik  
(artinya  magnet  menimbulkan  listrik) melalui  eksperimen  yang  
sangat  sederhana.  Sebuah  magnet  yang digerakkan masuk dan keluar 
pada kumparan dapat menghasilkan arus  listrik pada kumparan  itu. 
Galvanometer merupakan  alat  yang dapat digunakan untuk mengetahui ada 
tidaknya arus listrik yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang 
digerakkan masuk dan keluar pada kumparan (seperti kegiatan di atas), 
jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya jarum 
galvanometer menunjukkan bahwa  magnet yang digerakkan keluar dan 
masuk   pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa 
terjadi jika pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak 
listrik). GGL yang terjadi di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL 
induksi. Arus listrik hanya timbul pada saat  magnet  bergerak.  Jika  
magnet  diam  di  dalam  kumparan,  di ujung kumparan tidak terjadi arus
 listrik.
Ketika  kutub  utara  magnet  batang  
digerakkan  masuk  ke dalam kumparan,  jumlah garis gaya-gaya magnet 
yang  terdapat di dalam kumparan bertambah banyak. Bertambahnya   jumlah
 garis- garis   gaya   ini   menimbulkan   GGL   induksi   pada   
ujung-ujung kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus 
listrik mengalir  menggerakkan  jarum  galvanometer.  Arah  arus  
induksi dapat  ditentukan  dengan  cara  memerhatikan  arah  medan  
magnet yang  ditimbulkannya. Pada  saat magnet masuk,  garis  gaya  
dalam kumparan bertambah. Akibatnya medan magnet hasil arus  induksi 
bersifat mengurangi garis gaya  itu. Dengan demikian, ujung kumparan itu
 merupakan kutub utara sehingga arah arus induksi seperti yang  
ditunjukkan Gambar  12.1.a  (ingat  kembali  cara menentukan kutub-kutub
 solenoida).

Ketika  kutub  utara  magnet  batang  
digerakkan  keluar  dari dalam kumparan,  jumlah garis-garis gaya magnet
 yang  terdapat di dalam kumparan berkurang. Berkurangnya jumlah 
garis-garis gaya ini  juga  menimbulkan  GGL  induksi  pada  
ujung-ujung  kumparan. GGL induksi yang ditimbulkan menyebabkan arus 
listrik mengalir dan menggerakkan jarum galvanometer. Sama halnya ketika
 magnet batang  masuk  ke  kumparan.  pada  saat  magnet  keluar  garis 
 gaya dalam  kumparan  berkurang.  Akibatnya  medan  magnet  hasil  arus
 induksi bersifat menambah garis gaya itu. Dengan demikian, ujung, 
kumparan itu merupakan kutub selatan, sehingga arah arus induksi seperti
 yang ditunjukkan Gambar 12.1.b. Ketika kutub utara magnet batang diam 
di dalam kumparan, jumlah  garis-garis  gaya  magnet  di  dalam  
kumparan  tidak  terjadi perubahan (tetap). Karena jumlah garis-garis 
gaya tetap, maka pada ujung-ujung kumparan tidak terjadi GGL induksi. 
Akibatnya, tidak terjadi arus listrik dan jarum galvanometer tidak 
bergerak. Jadi, GGL induksi dapat terjadi pada kedua ujung kumparan jika
 di dalam kumparan  terjadi perubahan  jumlah garis-garis gaya magnet 
(fluks magnetik). GGL yang timbul akibat adanya perubahan jumlah  
garis-garis  gaya  magnet  dalam  kumparan  disebut  GGL induksi. 
 Arus  listrik  yang  ditimbulkan  GGL  induksi  disebut  arus induksi. 
Peristiwa  timbulnya GGL  induksi dan arus  induksi akibat adanya 
perubahan  jumlah garis-garis gaya magnet disebut  induksi 
elektromagnetik.  Coba  sebutkan  bagaimana  cara  memperlakukan magnet 
dan kumparan agar timbul GGL induksi?
2.   Faktor yang Memengaruhi Besar GGL 
Induksi Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada besar 
kecilnya   penyimpangan   sudut   jarum   galvanometer.   Jika   sudut 
penyimpangan jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang
 dihasilkan besar. Bagaimanakah cara memperbesar GGL induksi? Ada  tiga 
 faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu : a.   kecepatan  gerakan  
magnet  atau  kecepatan  perubahan  jumlah garis-garis gaya magnet 
(fluks magnetik), b.   jumlah lilitan, c.   medan magnet
Latihan
1.   Apakah  penyebab  terjadinya  GGL  induksi?
2.   Mengapa magnet  yang  diam  di  dalam kumparan   tidak   
menimbulkan   GGL induksi? 3.   Apakah perubahan bentuk energi yang 
terjadi  pada  peristiwa  induksi  elektromagnetik?
4.   Sebutkan  tiga  cara  memperbesar  arus induksi.
B.  PENERAPAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK 
Pada induksi elektromagnetik terjadi 
perubahan bentuk energi gerak menjadi energi listrik. Induksi 
elektromagnetik digunakan pada pembangkit energi listrik. Pembangkit 
energi listrik yang menerapkan induksi elektromagnetik adalah generator 
dan dinamo. Di dalam generator dan dinamo terdapat kumparan dan magnet. 
Kumparan  atau  magnet  yang  berputar  menyebabkan  terjadinya 
perubahan jumlah garis-garis gaya magnet dalam kumparan. Perubahan  
tersebut  menyebabkan  terjadinya  GGL  induksi  pada kumparan.  Energi 
 mekanik  yang  diberikan  generator  dan  dinamo diubah ke dalam bentuk
 energi gerak rotasi. Hal  itu menyebabkan GGL  induksi  dihasilkan  
secara  terus-menerus  dengan  pola  yang berulang secara periodik
1.   Generator
 Generator dibedakan menjadi dua, yaitu generator arus searah (DC) dan 
generator arus bolak-balik (AC). Baik generator AC dan generator  DC  
memutar  kumparan  di  dalam  medan  magnet  tetap. Generator AC sering 
disebut alternator. Arus listrik yang dihasilkan berupa  arus  
bolak-balik.  Ciri  generator  AC  menggunakan  cincin ganda. Generator 
arus DC, arus yang dihasilkan berupa arus searah. Ciri  generator  DC  
menggunakan  cincin  belah  (komutator).  Jadi, generator  AC  dapat  
diubah  menjadi  generator  DC  dengan  cara mengganti cincin ganda 
dengan sebuah komutator. Sebuah  generator  AC  kumparan  berputar   di 
 antara  kutub- kutub  yang  tak  sejenis  dari  dua  magnet  yang  
saling  berhadapan. Kedua  kutub  magnet  akan  menimbulkan  medan  
magnet.  Kedua ujung  kumparan  dihubungkan  dengan  sikat  karbon  
yang  terdapat pada  setiap  cincin.  Kumparan  merupakan  bagian  
generator  yang berputar  (bergerak) disebut  rotor. Magnet  tetap 
merupakan bagian generator   yang   tidak   bergerak   disebut   
stator.   Bagaimanakah generator bekerja? Ketika kumparan sejajar dengan
 arah medan magnet (membentuk  sudut  0 derajat),  belum  terjadi  arus 
 listrik  dan  tidak  terjadi GGL induksi  (perhatikan  Gambar  12.2).  
Pada  saat  kumparan  berputar perlahan-lahan,  arus  dan  GGL  
beranjak  naik  sampai  kumparan membentuk sudut 90 derajat. Saat itu 
posisi kumparan tegak lurus dengan arah medan magnet. Pada kedudukan ini
 kuat arus dan GGL induksi menunjukkan nilai maksimum. Selanjutnya, 
putaran kumparan terus berputar, arus dan GGL makin berkurang. Ketika 
kumparan mem bentuk sudut 180 derajat kedudukan kumparan sejajar dengan 
arah medan magnet, maka GGL induksi dan arus induksi menjadi nol.

Putaran kumparan berikutnya arus dan 
tegangan mulai naik lagi  dengan  arah  yang  berlawanan.  Pada  saat  
membentuk  sudut 270 derajat, terjadi lagi kumparan berarus tegak lurus 
dengan arah medan magnet. Pada kedudukan kuat arus dan GGL induksi 
menunjukkan nilai  maksimum  lagi,  namun  arahnya  berbeda.  Putaran  
kumparan selanjutnya,  arus  dan  tegangan  turun  perlahanlahan  
hingga  mencapai  nol  dan  kumparan  kembali  ke  posisi  semula  
hingga  memb entuk sudut 360 derajat.
2. DinamoDinamo
 dibedakan menjadi dua yaitu, dinamo arus searah (DC) dan dinamo arus 
bolak-balik (AC). Prinsip kerja dinamo sama dengan generator yaitu 
memutar kumparan di dalam medan magnet atau memutar magnet di dalam 
kumparan. Bagian dinamo yang berputar disebut rotor. Bagian dinamo yang 
tidak bergerak disebut stator. 
Perbedaan
 antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan. 
Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua
 yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus 
listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo berupa arus searah 
walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, 
pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin). Alat
 pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
 sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. 
Jika roda berputar, 
kumparan
 atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada 
ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda
 sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL
 induksi  dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan 
lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat 
diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang 
kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi 
lunak di dalam kumparan.
Perbedaan
 antara dinamo DC dengan dinamo AC terletak pada cincin yang digunakan. 
Pada dinamo arus searah menggunakan satu cincin yang dibelah menjadi dua
 yang disebut cincin belah (komutator). Cincin ini memungkinkan arus 
listrik yang dihasilkan pada rangkaian luar Dinamo berupa arus searah 
walaupun di dalam dinamo sendiri menghasilkan arus bolak-balik. Adapun, 
pada dinamo arus bolak-balik menggunakan cincin ganda (dua cincin). Alat
 pembangkit listrik arus bolak balik yang paling sederhana adalah dinamo
 sepeda. Tenaga yang digunakan untuk memutar rotor adalah roda sepeda. 
Jika roda berputar, 
kumparan
 atau magnet ikut berputar. Akibatnya, timbul GGL induksi pada 
ujung-ujung kumparan dan arus listrik mengalir. Makin cepat gerakan roda
 sepeda, makin cepat magnet atau kumparan berputar. Makin besar pula GGL
 induksi  dan arus listrik yang dihasilkan. Jika dihubungkan dengan 
lampu, nyala lampu makin terang. GGL induksi pada dinamo dapat 
diperbesar dengan cara putaran roda dipercepat, menggunakan magnet yang 
kuat (besar), jumlah lilitan diperbanyak, dan menggunakan inti besi 
lunak di dalam kumparan.
Di rumah mungkin kamu pernah dihadapkan 
persoalan tegangan listrik, ketika kamu akan menghidupkan radio yang 
memerlukan tegangan 6 V atau 12 V. Padahal tegangan listrik yang 
disediakan PLN 220 V. Bahkan generator pembangkit listrik menghasilkan 
tegangan listrik yang sangat tinggi mencapai hingga puluhan ribu volt. 
Kenyataannya sampai di rumah tegangan listrik tinggal 220 V. 
Bagaimanakah cara mengubah tegangan listrik? Alat yang digunakan untuk 
menaikkan atau menurunkan tegangan AC disebut transformator (trafo). 
Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input dan terminal output. 
Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal output terdapat 
pada kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah dihubungkan 
dengan terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan diperoleh pada 
terminal output. Prinsip kerja transformator menerapkan peristiwa 
induksi elektromagnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus AC, inti
 besi yang dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet). Karena
 arus AC, pada elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet.
 Perubahan garis gaya tersebut akan bergeser ke kumparan sekunder. 
Dengan demikian, pada kumparan sekunder juga terjadi perubahan garis 
gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan GGL induksi pada kumparan 
sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan adalah arus AC yang 
besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder. 
Bagian
 utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-lapis, 
kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang dihubungkan
 dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan atau 
diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai tegangan 
keluaran (output).
Bagian
 utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-lapis, 
kumparan primer, dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang dihubungkan
 dengan PLN sebagai tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan atau 
diturunkan. Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai tegangan 
keluaran (output).
Apabila tegangan terminal output lebih 
besar daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan berfungsi 
sebagai penaik tegangan. Sebaliknya apabila tegangan terminal output 
lebih kecil daripada tegangan yang diubah, trafo yang digunakan 
berfungsi sebagai penurun tegangan.  Dengan demikian, transformator 
(trafo) dibedakan menjadi dua, yaitu trafo step up dan trafo step down.
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan
AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
Trafo step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan
AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:a. jumlah lilitan primer lebih sedikit daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih kecil daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Trafo step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan AC. Trafo ini memiliki ciri-ciri:
a. jumlah lilitan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder,
b. tegangan primer lebih besar daripada tegangan sekunder,
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
c. kuat arus primer lebih kecil daripada kuat arus sekunder.
Besar tegangan dan kuat arus pada trafo 
bergantung banyaknya lilitan. Besar tegangan sebanding dengan jumlah 
lilitan. Makin banyak jumlah lilitan tegangan yang dihasilkan makin 
besar. Hal ini berlaku untuk lilitan primer dan sekunder. Hubungan 
antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan tegangan primer dan 
tegangan sekunder dirumuskan 
Trafo
 dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu 
ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah 
energi yang keluar pada kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan 
dengan kuat arus  pada kumparan primer dan sekunder dirumuskan 
Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus 
Dalam hal ini faktor (V  ×  I) adalah daya (P) transformator.
Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai
Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut. 
Dengan:
Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
Trafo
 dikatakan ideal jika tidak ada energi yang hilang menjadi kalor, yaitu 
ketika jumlah energi yang masuk pada kumparan primer sama dengan jumlah 
energi yang keluar pada kumparan sekunder. Hubungan antara tegangan 
dengan kuat arus  pada kumparan primer dan sekunder dirumuskan 
Jika kedua ruas dibagi dengan t, diperoleh rumus 
Dalam hal ini faktor (V  ×  I) adalah daya (P) transformator.Berdasarkan rumus-rumus di atas, hubungan antara jumlah lilitan primer dan sekunder dengan kuat arus primer dan sekunder dapat dirumuskan sebagai
Dengan demikian untuk transformator ideal akan berlaku persamaan berikut. 
Dengan:Vp = tegangan primer (tegangan input = Vi ) dengan satuan volt (V)
Vs = tegangan sekunder (tegangan output = Vo) dengan satuan volt (V)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Ip = kuat arus primer (kuat arus input = Ii) dengan satuan ampere (A)
Is = kuat arus sekunder (kuat arus output = Io) dengan satuan ampere (A)
LATIHAN
1. Sebuah trafo digunakan untuk menaikkan tegangan AC dari 12 V menjaDI 120 V. Hitunglah:
a. kuat arus primer jika kuat arus sekunder 0,6 A,
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300.
2.
 Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V 
menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan 
jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25, hitunglah:
a. tegangan pada kumparan sekunder,
b. kuat arus pada kumparan sekunder.
3. Efisiensi Transformator
Di bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator atau trafo yang ideal. Namun, pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η . Besar efisiensi trafo dapat dirumuskan sebagai berikut.
LATIHAN
a. kuat arus primer jika kuat arus sekunder 0,6 A,
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 300.
2.
 Sebuah transformator dihubungkan dengan PLN pada tegangan 100 V 
menyebabkan kuat arus pada kumparan primer 10 A. Jika perbandingan 
jumlah lilitan primer dan sekunder 1 : 25, hitunglah:a. tegangan pada kumparan sekunder,
b. kuat arus pada kumparan sekunder.
3. Efisiensi TransformatorDi bagian sebelumnya kamu sudah mempelajari transformator atau trafo yang ideal. Namun, pada kenyataannya trafo tidak pernah ideal. Jika trafo digunakan, selalu timbul energi kalor. Dengan demikian, energi listrik yang masuk pada kumparan primer selalu lebih besar daripada energi yang keluar pada kumparan sekunder. Akibatnya, daya primer lebih besar daripada daya sekunder. Berkurangnya daya dan energi listrik pada sebuah trafo ditentukan oleh besarnya efisiensi trafo. Perbandingan antara daya sekunder dengan daya primer atau hasil bagi antara energi sekunder dengan energi primer yang dinyatakan dengan persen disebut efisiensi trafo. Efisiensi trafo dinyatakan dengan η . Besar efisiensi trafo dapat dirumuskan sebagai berikut.
LATIHAN
1. Sebuah trafo arus primer dan sekundernya masing-masing 0,8 A dan 0,5 A. Jika jumlah
lilitan primer dan sekunder masing-masing 1000 dan 800, berapakah efisiensi trafo?
2. Efisiensi sebuah trafo 60%. Jika energi listrik yang dikeluarkan 300 J, berapakah energi listrik yang masuk trafo?
SOAL LATIHAN
lilitan primer dan sekunder masing-masing 1000 dan 800, berapakah efisiensi trafo?

2. Efisiensi sebuah trafo 60%. Jika energi listrik yang dikeluarkan 300 J, berapakah energi listrik yang masuk trafo?

SOAL LATIHAN
1. Tegangan  primer dan sekunder sebuah 
trafo masing-masing 10 V dan 200 V. Jika jumlah lilitan sekunder 6.000, 
berapakah jumlah lilitan primer?
2. Sebuah trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan AC dari 220 V menjadi 20 V. Berapakah:
a. perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder;
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 100?
3. Manakah yang lebih bagus kualitasnya trafo A efisiensinya 85% dan trafo B yang efisiensinya 90%? Mengapa? Coba jelaskan.
2. Sebuah trafo step down digunakan untuk mengubah tegangan AC dari 220 V menjadi 20 V. Berapakah:
a. perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder;
b. jumlah lilitan sekunder, jika jumlah lilitan primer 100?
3. Manakah yang lebih bagus kualitasnya trafo A efisiensinya 85% dan trafo B yang efisiensinya 90%? Mengapa? Coba jelaskan.
4. Penggunaan  Transformator
Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step down. Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN yang besarnya 220 V menjadi tegangan lebih rendah sesuai dengan kebutuhan. Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220 V dari PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk diturunkan. Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang trafo step down yang mampu mengubah tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari kerusakan. Ada beberapa alat yang menggunakan transformator antara lain catu daya, adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.

Banyak peralatan listrik di rumah yang menggunakan transformator step down. Trafo tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik PLN yang besarnya 220 V menjadi tegangan lebih rendah sesuai dengan kebutuhan. Sebelum masuk rangkaian elektronik pada alat, tegangan 220 V dari PLN dihubungkan dengan trafo step down terlebih dahulu untuk diturunkan. Misalnya kebutuhan peralatan listrik 25 V. Jika alat itu langsung dihubungkan dengan PLN, alat itu akan rusak atau terbakar. Namun, apabila alat itu dipasang trafo step down yang mampu mengubah tegangan 220 V menjadi 25 V, alat itu akan terhindar dari kerusakan. Ada beberapa alat yang menggunakan transformator antara lain catu daya, adaptor, dan transmisi daya listrik jarak jauh.

a. Power supply (catu daya)
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V
Catu daya merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan AC yang rendah. Catu daya menggunakan trafo step down yang berfungsi untuk menurunkan tegangan 220 V menjadi beberapa tegangan AC yang besarnya antara 2 V sampai 12 V
b.  Adaptor (penyearah arus)
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah denga
n penyearah arus. Fungsi penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
Adaptor terdiri atas trafo step down dan rangkaian penyearah arus listrik yang berupa diode. Adaptor merupakan catu daya yang ditambah denga
n penyearah arus. Fungsi penyearah arus adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC.
c. Transmisi daya listrik jarak jauh
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.
SOAL LATIHAN
Pembangkit listrik biasanya dibangun jauh dari permukiman penduduk. Proses pengiriman daya listrik kepada pelanggan listrik (konsumen) yang jaraknya jauh disebut transmisi daya listrik jarak jauh. Untuk menyalurkan energi listrik ke konsumen yang jauh, tegangan yang dihasilkan generator pembangkit listrik perlu dinaikkan mencapai ratusan ribu volt. Untuk itu, diperlukan trafo step up. Tegangan tinggi ditransmisikan melalui kabel jaringan listrik yang panjang menuju konsumen. Sebelum masuk ke rumah-rumah penduduk tegangan diturunkan menggunakan trafo step down hingga menghasilkan 220 V. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan besar dan arus yang kecil. Dengan cara itu akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.
SOAL LATIHAN
1. Apakah perbedaan antara catu daya dengan adaptor?
2. Mengapa transmisi daya listrik jarak jauh menggunakan trafo?
2. Mengapa transmisi daya listrik jarak jauh menggunakan trafo?
RANGKUMAN
1. Menurut Faraday, adanya perubahan medan magnet pada suatu kumparan dapat menimbulkan gaya gerak listrik.
2. Besar GGL induksi bergantung pada tiga faktor, yaitu
a. kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet,
b. jumlah lilitan,
c. kuat medan magnet.
3. Arah arus induksi dalam kumparan selalu sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan magnet yang menentang sebab-sebab yang menimbulkannya.
4. Induksi elektromagnetik diterapkan pada: generator, dinamo, dan trafo.
5. Fungsi generator atau dinamo adalah untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
6. Fungsi transformator atau trafo adalah menaikkan atau menurunkan tegangan AC. Untuk menaikkan tegangan listrik digunakan trafo step-up, sedangkan untuk menurunkan tegangan listrik digunakan trafo step-down.
7. Pada transformator ideal berlaku rumus
8. Untuk transformator yang tidak ideal berlaku rumus efisiensi
9. Transformator digunakan pada catu daya, adaptor, dan instalasi transmisi daya listrik jarak jauh
10. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan yang besar dan arus yang kecil. Dengan cara ini akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.
2. Besar GGL induksi bergantung pada tiga faktor, yaitu
a. kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet,
b. jumlah lilitan,
c. kuat medan magnet.
3. Arah arus induksi dalam kumparan selalu sedemikian rupa sehingga menghasilkan medan magnet yang menentang sebab-sebab yang menimbulkannya.
4. Induksi elektromagnetik diterapkan pada: generator, dinamo, dan trafo.
5. Fungsi generator atau dinamo adalah untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
6. Fungsi transformator atau trafo adalah menaikkan atau menurunkan tegangan AC. Untuk menaikkan tegangan listrik digunakan trafo step-up, sedangkan untuk menurunkan tegangan listrik digunakan trafo step-down.
7. Pada transformator ideal berlaku rumus
8. Untuk transformator yang tidak ideal berlaku rumus efisiensi
9. Transformator digunakan pada catu daya, adaptor, dan instalasi transmisi daya listrik jarak jauh10. Transmisi daya listrik jarak jauh dapat dilakukan dengan menggunakan tegangan yang besar dan arus yang kecil. Dengan cara ini akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu energi yang hilang dalam perjalanan dapat dikurangi dan kawat penghantar yang diperlukan dapat lebih kecil serta harganya lebih murah.
sumber : http://memetmulyadi.wordpress.com/2009/02/06/induksi-elektromagnetik-materi-ipa-kelas-9-smpmts/ 


0 komentar:
Posting Komentar